“Orang-orang hadir didalam hidupku karena
sebuah alasan. Mereka memberiku rasa bahagia dan kecewa. Ada yang datang hanya
sesaat namun ada pula yang selamanya.
Sahabat adalah mereka yang
datang menghapiriku tak hanya disaat butuh, tetapi mereka datang dengan sebuah
ketulusan untuk berbagi. Merekalah sahabat sejati.”
Pagi
itu cuaca sangat tidak bersahabat, hujan lebat mendera dan angin bertiup
kencang. Namun ada yang berbeda dengan kita pagi ini. Tak seperti biasanya kita
sudah serapi ini, padahal jam baru menunjukkan pukul 6.30 pagi. Kita bertiga
sudah rapi bersiap-siap berangkat. Namun ternyata hujan yang turun tak mampu
menghalangi langkah kita untuk menerobos berangkat menuju kampus. Hari ini kita
akan mengikuti olimpiade.
Kiri ke kanan ==> Nad, Ivone, Kiki Kristie, Tari, n Friska |
Dengan
persiapan seadanya dan penguasaan materi yang lumayan, kita datang dengan penuh
percaya diri untuk mengikuti olimpiade. Aku, Nad, dan kak Naf yang satu kost
berangkat bersama. Kami juga lomba diruangan yang sama karena mengambil bidang
mata kuliah olimpiade yang sama. Namun, karena kami pergi terlalu pagi, maka
orang-orang belum ada yang datang. Jadilah pagi itu sesi foto-foto dimulai.
Bersama teman yang lain, aku dan nad mengeluarkan kamera pocket dan siap
membidikkan lensa ke arah teman-teman yang sudah memasang pose.
Usai
olimiade yang berlangsung selama 2 jam, kami keluar ruangan dan bersiap akan
pulang. Namun lagi-lagi sebelum pulang seperti biasa kami selalu menyempatkan
mengabadikan momen indah bersama, apalagi kalau bukan berfoto. Selain hobi foto
kami juga sering bersama, terkadang lari pagi bersama, ke mall bareng hingga
berangkat kerja bersama. Itulah hidup kedua kami selain kerja dan kuliah. Namun
justru itulah yang membuat kami semakin dekat dan akrab.
Mempunyai
teman-teman yang menghargai dan menyayangi memang membahagiakan, terlebih kami
disatukan oleh rasa dan nasib yang sama. Sebagai sesama perantauan yang jauh
dari orang tua, tiada tempat lain untuk bersandar kecuali pundak seorang
sahabat dekat. Berbagai suka dan
duka, tawa dan air mata yang kami lalui dan semua itu menjadi saksi sebuah
persahabatan.
Untuk
Nad dan kak Naf, terimalah persembahanku untuk persahabatan kita. Tulisan ini
untuk kalian, sebagai ucapan terima kasih atas kerelaan kalian berbagi
denganku. Semoga persahabat ini dapat
terus terjalin, walau kita tak pernah tau akan takdir Tuhan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar