Translate

Rabu, 16 Januari 2013

Beloved Friends (Part II)



                “Orang-orang hadir didalam hidupku karena sebuah alasan. Mereka memberiku rasa bahagia dan kecewa. Ada yang datang hanya sesaat namun ada pula yang selamanya.
                Sahabat adalah mereka yang datang menghapiriku tak hanya disaat butuh, tetapi mereka datang dengan sebuah ketulusan untuk berbagi. Merekalah sahabat sejati.”

                Pagi itu cuaca sangat tidak bersahabat, hujan lebat mendera dan angin bertiup kencang. Namun ada yang berbeda dengan kita pagi ini. Tak seperti biasanya kita sudah serapi ini, padahal jam baru menunjukkan pukul 6.30 pagi. Kita bertiga sudah rapi bersiap-siap berangkat. Namun ternyata hujan yang turun tak mampu menghalangi langkah kita untuk menerobos berangkat menuju kampus. Hari ini kita akan mengikuti olimpiade. 

Kiri ke kanan ==> Nad, Ivone, Kiki Kristie, Tari, n Friska
                Dengan persiapan seadanya dan penguasaan materi yang lumayan, kita datang dengan penuh percaya diri untuk mengikuti olimpiade. Aku, Nad, dan kak Naf yang satu kost berangkat bersama. Kami juga lomba diruangan yang sama karena mengambil bidang mata kuliah olimpiade yang sama. Namun, karena kami pergi terlalu pagi, maka orang-orang belum ada yang datang. Jadilah pagi itu sesi foto-foto dimulai. Bersama teman yang lain, aku dan nad mengeluarkan kamera pocket dan siap membidikkan lensa ke arah teman-teman yang sudah memasang pose. 
                Usai olimiade yang berlangsung selama 2 jam, kami keluar ruangan dan bersiap akan pulang. Namun lagi-lagi sebelum pulang seperti biasa kami selalu menyempatkan mengabadikan momen indah bersama, apalagi kalau bukan berfoto. Selain hobi foto kami juga sering bersama, terkadang lari pagi bersama, ke mall bareng hingga berangkat kerja bersama. Itulah hidup kedua kami selain kerja dan kuliah. Namun justru itulah yang membuat kami semakin dekat dan akrab.
                Mempunyai teman-teman yang menghargai dan menyayangi memang membahagiakan, terlebih kami disatukan oleh rasa dan nasib yang sama. Sebagai sesama perantauan yang jauh dari orang tua, tiada tempat lain untuk bersandar kecuali pundak seorang sahabat dekat. Berbagai suka dan duka, tawa dan air mata yang kami lalui dan semua itu menjadi saksi sebuah persahabatan.
                Untuk Nad dan kak Naf, terimalah persembahanku untuk persahabatan kita. Tulisan ini untuk kalian, sebagai ucapan terima kasih atas kerelaan kalian berbagi denganku.  Semoga persahabat ini dapat terus terjalin, walau kita tak pernah tau akan takdir Tuhan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar