Rabu
sore yang terik, saya dan kedua teman saya siap-siap akan berangkat dari kampus
menuju pelabuhan Punggur – Sekupang. Hari ini kami akan ke Tanjungpinang untuk
menghadiri final sebuah lomba tingkat provinsi. Ini adalah perjalanan pertama
saya ke ibu kota Provinsi Kepulauan Riau, dan untuk pertama kalinya juga saya
menaiki kapal menyebrangi pulau. Tiba dipelabuhan Punggur kami langsung diserbu
oleh para penjual tiket kapal, mereka saling berteriak dan berlomba menjual
tiketnya masing-masing. Sungguh sebuah pemandangan yang sangat tidak enak
dilihat dan mengganggu kenyamanan pengguna jasa.
Rasa
takut dan deg-degan membuat saya diam sepanjang perjalanan sore itu, maklum
saja saya takut mabuk laut, ditambah lagi saya tidak bisa berenang. Untuk
mengalihkan rasa mabuk akhirnya saya memberanikan diri mendongakkan kepala
kearah kaca dan melihat lautan yang sangat luas dan indah. Sepasang suami istri
yang duduk didepan kami terlihat mesra, dan akhirnya mau tak mau kami pun jadi
menonton drama tanpa layar kaca, hehehe :D….
Satu
jam berlalu kapal yang kami naiki segera merapat ke pelabuhan Tanjungpinang.
Dan ini juga adalah untuk pertama kalinya saya menginjakkan kaki ke bumi Negeri
pantun. Begitu tiba diluar pintu gerabang pelabuhan para sopir taksi segera
menghampiri dan menawarkan tumpangan untuk kami. Namun sayang, kami akan
dijemput oleh teman yang telah datang terlebih dahulu ke sini, maka dengan
halus kami tolak satu persatu. 15 menit menunggu akhirnya kami dijemput dan
langsung menuju hotel. Acara ceremony pembukaan dimulai malam itu pukul 20.00
dan berakhir dua hari berikutnya.
Jumat
sore adalah acara jalan-jalan yang sesungguhnya. Kali ini saya tidak bersama
teman-teman sebelumnya karena mereka telah kembali ke Batam siang itu juga.
Sore ini saya ditemani Putri (teman satu kelas kuliah) berwisata di
Tanjungpinang. Melihat dan merasakan suasana di jalanan Tanjungpinang membuat
saya merasakan atmosfer yang berbeda, Tanjungpinang mirip dengan kota kelahiran
saya. Jalanan, ruko dan dialek bahasa melayu-nya mengingatkan saya pada
Singkawang,. Serasa pulang kampung dan serasa menyatu sekali dengan pinang.
Tak
ingin menghabiskan waktu lebih lama, setelah sholat ashar kami langsung
meluncur ke Trikora. Karena perjalanan ke Trikora sangat lama dan bisa memakan
waktu satu jam, maka kami mampir untuk mengisi perut di rumah makan sop tulang
disalah satu jalan yang saya tidak tahu namanya. Selain itu kami juga membeli buah
durian yang dijual dipinggir jalan. Setelah kenyang, perjalanan pun
dilanjutkan. Tak lebih dari setengah jam kemudian, kami tiba di sebuah jalan masuk
yang tertera plang lusuh bertuliskan TRIKORA. Akhirnya sampai juga rombongan
kami disana. Langsung saja beningnya air laut menyambut kedatangan kami. Pantainya yang
tenang dengan angin lembut yang menyentuh kulit dan deburan ombak kecil sangat
menggoda pengunjung yang datang. Dan sejauh mata memandang hanya hamparan pasir
putih halus dan air jernih yang terlihat.
Berhubung
hari jumat jadi pantai sangat sepi, bahkan dapat dilihat pengunjungnya hari itu
hanya kami. Menurut tantenya teman saya yang kebetulan hadir menemani kami,
biasanya pantai akan ramai saat hari libur tiba jadi tak heran jika sore itu
hanya kami yang ada disana. Hemm, serasa mengunjungi pulau sendiri, puas
bermain tanpa gangguan orang lain. Setelah puas bermain air dan kejar-kejaran
dipantai, kami disuguhkan dengan minuman air kelapa yang dipetik langsung dari
pohonnya. Sungguh segar dan manis sekali rasanya.
Jalan-jalan
dilanjutkan keesok harinya. Sabtu pagi setelah sarapan kami diajak mengunjungi
makam oma Putri, kemudian belanja oleh-oleh (apalagi kalau bukan otak-otak khas
Tanjungpinang) kemudian terakhir makan siang seafood di Sei Enam. Berlokasi di
tepi laut dan banyak bunga-bungaan adalah tempat makan yang sangat elok, hanya
sayang kurang diperbarui dan dioptimalkan sehingga tempatnya terletak didalam
dan scene-nya kurang mengimbangi
pantai dan taman bunga yang sangat indah. Akhirnya siang itu saya berkesempatan
mencicipi menu khas Kepri yang tidak saya temukan didaerah saya yaitu gonggong.
Setelah puas acara santap siang kami diantar ke pelabuhan untuk kembali ke
Batam sore itu. Setelah berpamitan kami pun segera meluncur dengan kapal
kembali ke Pelabuhan Batam. Sungguh sebuah perjalanan yang melelahkan,
mengasyikaan dan tak terlupakan. Selamat jalan Tanjungpinang, semoga bertemu lagi
dilain waktu….
Tidak ada komentar:
Posting Komentar