Translate

Rabu, 07 Agustus 2013

Hijab I'm in Love




25 Juli 2011, merupakan hari titik balik kehidupanku. Hari ini adalah pertama kalinya aku mengenakan hijab. Ya, pada hari ini telah kutetapkan hatiku untuk melangkah menuju Tuhanku. Hidayah itu datang 2 bulan sebelum itu, dan masa-masa itu aku gunakan untuk memperdalam dan mempelajari agamaku. Walaupun nyatanya aku memang terlahir dalam keadaan muslim karena orang tuaku beragama Islam. Namun, aku tak mendapatkan cukup pendidikan agama dalam keluarga terlebih setelah kepergian ibundaku 12 tahun silam. Aku besar dalam lingkugan mayoritas muslim, tetapi yang kulihat tak lain hanyalan sebuah kebiasaan rutin. Sholat adalah kewajiban, dan puasa adalah bentuk ibadah lainnya.
Pada saat memantapkan hati menutup aurat ternyata banyak sekali orang-orang termasuk keluargaku yang meragukan dan menyangsikan kekuatan tekadku. Di imingi dengan ketakutan akan diriku yang hanya niat sesaat, lalu masalah ribetnya untuk selalu konsisten, hingga masalah lingkungan, trend dan mode pakaian. Tetapi Allah sungguh berkehendak atas hatiku. Hidayah yang telah diberikanya aku raih pelan-pelan. Niatku hanya satu saat itu, “Aku ingin taat”. Meskipun ada banyak cara menuju ketaatan pada Tuhan, namun aku memilih langkah ini sebagai tonggak awalnya.
Ujian dan cobaan bukan tak pernah datang, banyak sekali rintangan dan ujian yang melanda. Tetapi justru disitulah aku menemukan manisnya iman dan mahalnya sebuah hidayah. Memang benar jika tidak akan ada satupun yang tahu datangnya hidayah kecuali Allah. Kepergianku untuk hijrah dalam usia 17 tahun memberikanku pengalaman hidup yang luar biasa termasuk menjadi sosok muslimah yang tangguh. Hidup dilingkungan minioritas dan sebagai pendatang pula turut menyulitkan hari-hariku, namun lagi-lagi pertolongan Allah selalu datang. Niat yang kuat untuk mengubah hidup mengantarkanku menemukan cahaya islam. Hingga saat ini aku sangat bersyukur bahwa Allah masih menyayangiku dengan memberikan teguran dan hidayahnya. Tuhanku terlalu mencintaiku sampai Dia tidak ingin aku tergelincir dalam kenistaan.
Awal mula memakai jilbab, aku harus beradaptasi dengan penampilanku sendiri. Dari sini aku banyak belajar. Dari jilbab yang pendek dan ala kadarnya menjadi jilbab yang terjuntai panjang ke bawah. Dari jilbab yang berbagai gaya menjadi jilbab yang sederhana dan syar’i. Sholatku pun mulai kuperbaiki, dan pergaulan dengan non mahram kubatasi. Dan yang lebih penting aku menjadi seorang yang haus ilmu agama. Berbagai liqo dan kajian serta tabligh aku ikuti demi memuaskan kecintaanku pada ilmu agama. Dan semakin aku banyak belajar, semakin aku banyak membaca buku agama, maka semakin bertambah keimanan dan kecintaanku pada agamaku. Aku menemukan sebuah kepercayaan yang begitu kuat, yang mampu mendamaikan, menyejukkan kalbu, dan menerangi kehidupan. Manisnya iman dan indahnya ukhuwah, serta tulusnya berbagi.

Kini aku bangga, berdiri dengan tegaknya memandang dunia karena aku seorang muslimah. Apa lagi yang aku takutkan bila aku selalu dekat dengan Sang Penguasa Semesta. Melalui hijab ini ingin kukatakan pada dunia, “I’m a muslimah and I’m proud it”.

* ditulis untuk memperingati tahun ketiga berhijab, 25 Juli 2013.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar