25 Juli 2011, merupakan hari titik balik
kehidupanku. Hari ini adalah pertama kalinya aku mengenakan hijab. Ya, pada
hari ini telah kutetapkan hatiku untuk melangkah menuju Tuhanku. Hidayah itu
datang 2 bulan sebelum itu, dan masa-masa itu aku gunakan untuk memperdalam dan
mempelajari agamaku. Walaupun nyatanya aku memang terlahir dalam keadaan muslim
karena orang tuaku beragama Islam. Namun, aku tak mendapatkan cukup pendidikan
agama dalam keluarga terlebih setelah kepergian ibundaku 12 tahun silam. Aku
besar dalam lingkugan mayoritas muslim, tetapi yang kulihat tak lain hanyalan
sebuah kebiasaan rutin. Sholat adalah kewajiban, dan puasa adalah bentuk ibadah
lainnya.
Pada saat memantapkan hati menutup aurat ternyata
banyak sekali orang-orang termasuk keluargaku yang meragukan dan menyangsikan
kekuatan tekadku. Di imingi dengan ketakutan akan diriku yang hanya niat
sesaat, lalu masalah ribetnya untuk selalu konsisten, hingga masalah
lingkungan, trend dan mode pakaian. Tetapi Allah sungguh berkehendak atas
hatiku. Hidayah yang telah diberikanya aku raih pelan-pelan. Niatku hanya satu
saat itu, “Aku ingin taat”. Meskipun ada banyak cara menuju ketaatan pada
Tuhan, namun aku memilih langkah ini sebagai tonggak awalnya.
Ujian
dan cobaan bukan tak pernah datang, banyak sekali rintangan dan ujian yang
melanda. Tetapi justru disitulah aku menemukan manisnya iman dan mahalnya
sebuah hidayah. Memang benar jika tidak akan ada satupun yang tahu datangnya
hidayah kecuali Allah. Kepergianku untuk hijrah dalam usia 17 tahun memberikanku
pengalaman hidup yang luar biasa termasuk menjadi sosok muslimah yang tangguh.
Hidup dilingkungan minioritas dan sebagai pendatang pula turut menyulitkan
hari-hariku, namun lagi-lagi pertolongan Allah selalu datang. Niat yang kuat
untuk mengubah hidup mengantarkanku menemukan cahaya islam. Hingga saat ini aku
sangat bersyukur bahwa Allah masih menyayangiku dengan memberikan teguran dan
hidayahnya. Tuhanku terlalu mencintaiku sampai Dia tidak ingin aku tergelincir
dalam kenistaan.
Awal
mula memakai jilbab, aku harus beradaptasi dengan penampilanku sendiri. Dari
sini aku banyak belajar. Dari jilbab yang pendek dan ala kadarnya menjadi
jilbab yang terjuntai panjang ke bawah. Dari jilbab yang berbagai gaya menjadi
jilbab yang sederhana dan syar’i. Sholatku pun mulai kuperbaiki, dan pergaulan dengan
non mahram kubatasi. Dan yang lebih penting aku menjadi seorang yang haus ilmu
agama. Berbagai liqo dan kajian serta tabligh aku ikuti demi memuaskan
kecintaanku pada ilmu agama. Dan semakin aku banyak belajar, semakin aku banyak
membaca buku agama, maka semakin bertambah keimanan dan kecintaanku pada
agamaku. Aku menemukan sebuah kepercayaan yang begitu kuat, yang mampu
mendamaikan, menyejukkan kalbu, dan menerangi kehidupan. Manisnya iman dan
indahnya ukhuwah, serta tulusnya berbagi.
Kini
aku bangga, berdiri dengan tegaknya memandang dunia karena aku seorang
muslimah. Apa lagi yang aku takutkan bila aku selalu dekat dengan Sang Penguasa
Semesta. Melalui hijab ini ingin kukatakan pada dunia, “I’m a muslimah and I’m
proud it”.
*
ditulis untuk memperingati tahun ketiga berhijab, 25 Juli 2013.